Peran Orang Tua Dalam Menanamkan
Karakter Ibadah Anak

Oleh : Diana Agustin Tri Nugrahaeni, S.KM., S.Pd
Guru : SD Al Uswah 2 Surabaya
Tanggal : 30 September 2021

“Aku ingin pahala itu untukku, madrasah pertama untuk anak-anakku. Aku lah yang pertama kali mengajarinya tentang akhlak dan ibadah.” Sebuah pesan mampir di hp saya dari seorang teman akhwat yang baru saja memutuskan untuk resign dan fokus dengan amanah barunya menjadi ibu rumah tangga.

Di sisi lain, saya juga mendapatkan laporan dari seorang walimurid lainnya yang memang sedang kebingungan memotivasi anaknya untuk istiqomah sholat 5 waktu yang menjadi target ibadah di kelas 1 semester ini karena kedua orangtua bekerja sehingga tidak ada yang mendampingi di rumah. Atau di lain kesempatan, saya yang juga bisa menilai karakter ibadah anak yang sudah istiqomah dalam menjalankan sholatnya sekalipun kedua orang tuanya bekerja.

Hasil yang berbeda pada diri setiap anak. Kemandirian dan ketuntasan anak dalam hal ibadah tidak ditentukan karena kedua orangtua bekerja atau tidak. Di usia yang yang masih dini ada orang yang telah memaksa anaknya untuk istiqomah sholat 5 waktu, ada pula yang tidak. Lalu, kapan sebaiknya anak diminta sholat 5 waktu?

Menurut sebuah hadis, seorang anak hendaknya mulai dibiasakan untuk melaksanakan shalat sejak usia tujuh tahun. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)

Sedangkan, dalam hadist lain Rasulullah SAW pernah bersabda, “Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR. Thabrani)

Memiliki anak yang rajin mendirikan sholat tentu sangat menyejukan mata dan hati kita. Ada harapan kelak dia akan terjaga dari akhlak buruk karena sholat insya Allah mampu mencegahnya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Memang tidak mudah mengajarkan anak-anak untuk mulai bisa menjalankan shalat. Trik khusus tentu diperlukan agar anak memiliki kesadaran sejak dini untuk rajin shalat.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh para orang tua agar anak mereka mau melaksanakan salat sejak usia dini? Berikut tips agar anak kita bisa rajin melaksanakan salat lima waktu:

1.    Menjadi Contoh Kedisplinan dalam Menjalankan Salat.

Cara mengajari anak shalat yang pertama adalah orangtua harus menjadi contoh langsung agar anak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya. Usia anak-anak merupakan masa saat mereka sangat lekat dalam memperhatikan atau mengamati serta meniru tingkah laku atau perilaku dari orangtua. Mencontoh adalah yang dilakukan anak. Mereka peniru yang sangat handal, tidak butuh waktu lama bagi seorang anak untuk meniru perilaku yang mereka lihat.

2.    Menanamkan Arti Pentingnya Shalat dalam Kehidupan

Sejak usia anak-anak, seseorang harus ditanamkan tentang arti pentingnya shalat bagi kehidupannya, yang menjelaskan bahwa manusia butuh mendapatkan kasih sayang dan keridhoan Rob-nya, salah satunya dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya, yaitu dengan mengerjakan shalat. Karena shalat merupakan penghubung antara manusia dengan penciptanya, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala.

Ketika manusia lalai dalam melakukan kewajiban tersebut, maka sudah pasti Allah subhanahu wa ta’ala akan menenggelamkan orang tersebut dalan adzab di akhirat kelak dan menghinakannya di dunia. Akan tetapi jika manusia konsisten dalam menjalankan kewajiban tersebut, maka Allah ta’ala akan membalasnya dengan surga dan berbagai kebaikan di dunia.

3.    Mengajak Anak Shalat

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ath- Thabari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.”

Artinya, bahwa ketika seorang anak mulai bisa membedakan mana yang kanan dan mana yang kiri, menandakan bahwa otak anak tersebut sudah cukup berkembang, dan saat itulah waktu yang tepat untuk mulai mengajarinya shalat, yaitu dengan mengajaknya shalat bersama-sama, berjamaah di masjid bagi anak laik-laki. Anak akan dengan mudah meniru setiap gerakan shalat dari ayah dan ibunya.

4.    Mengajak Shalat di Masjid

Langkah selanjutnya dalam cara mengajarkan anak shalat adalah dengan mengajaknya melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid. Hal ini memiliki beberapa tujuan, seperti mengajari anak-anak untuk cerdas sosial, berbaur dengan masyarakat, terutama dengan sesama kaum muslimin. Selain itu anak-anak juga bisa mengenal ulama maupun ustadz di lingkungannya.

5.    Mendidik Anak Untuk Laksanakan Shalat Wajib sesuai usianya

Dalam Hadist Abu Dawud dan Al Hakim, Rasulullah meminta kita sebagai umatnya untuk memerintahkan anak pada usia tujuh tahun untuk melaksanakan shalat. Dalam hadist tersebut di jelaskan, dan apabila pada usia sepuluh tahun anak-anak tidak mau melaksanakan kewajiban tersebut, maka orangtua harus memukulnya sebagai bentuk hukuman atas kelalaian mereka itu.

Mengapa harus pada umur-umur tersebut? Karena pada umur tujuh tahun, kemampuan akalnya mulai berkembang secara bertahap, sehingga pada usia itu anak-anak harus mulai diperintahkan untuk melaksanakan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu shalat.

Sedangkan, ketika anak-anak telah berusia sepuluh tahun, perkembangan akalnya telah mencapi tahap kesempurnaan. Di usia tersebut, mereka sudah mampu membedakan antara hal-hal yang bermanfaat dan hal-hal yang mengandung bahaya.

Kemudian, dalam memberikan edukasi untuk menjadikan anak rajin shalat, terdapat doa-doa untuk permintaan kepada Allah SWT agar menjadi anak yang sholeh. Diriwayatkan, Umar bin Khattab setiap kali membangunkan anaknya untuk shalat beliau membaca ayat dalam surah Thaha yang artinya, “Dan, perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan, akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaha : 132).Ayat tersebut mendasari motivasi sehingga tak pernah merasa lelah dalam menegakkan shalat dalam rumah tangganya. Setidaknya, ada empat pelajaran berharga yang dipetik dari ayat tersebut. Rupanya, ayat ini yang mendasari motivasi, sehingga tak pernah merasa lelah dalam menegakkan shalat dalam rumah tangganya.

Kita dapat mengambil contoh ketakwaan Nabi Ismail AS yang dimuliakan Allah ta’ala karena menyuruh seisi keluarganya untuk mendirikan shalat dan zakat. Di antara bentuk ketaqwaan Rasulullah adalah memberikan bimbingan bagi umatnya, bagaimana membiasakan anak untuk mendirikan salat sejak usia dini

Maka, semoga dalam posisi apapun kita. Semoga Allah mudahkan dalam menjaga amanah yang diberikan Allah. Pun tak lupa, mohon doa semoga saya diberi amanah anak-anak sholih sholihah penyejuk hati.

Insprirasi Guru Lainya

desa nila

Merayakan Hari Raya Bersama Manusia Mulia

Merayakan Hari Raya Bersama Manusia Mulia Oleh: Admin (Al Uswah Surabaya) Saat merayakan hari raya Idul Fitri, banyak orang mudik ke kampung halaman. Seringkali mudik harus dilakukan dengan susah payah.…
masjid ikadi

Memperbanyak Ibadah Di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Memperbanyak Ibadah Di 10 Hari Terakhir Ramadhan Oleh: Admin (Al Uswah Surabaya) Kita telah memasuki puasa yang kedua puluh. Malam nanti, tepatnya semenjak adzan magrib berkumandang, kita akan memasuki tanggal…