Bulan Ramadhan Waktu Yang Tepat Bagi Perbaikan Diri

Oleh: Admin (Al Uswah Surabaya)

Jika kita di bulan Ramadhan ini masih merasakan adanya dorongan-dorongan dan bisikan-bisikan nafsu untuk berbuat buruk, maka sekaranglah saatnya untuk melakukan terapi pada nafsu kita. Mumpung sedang tidak ada intervensi dari syetan yang pekerjaannya senantiasa menggoda kita. Kita terapi nafsu dan jiwa kita sehingga meningkat derajatnya dari nafsu yang senantiasa mengajak pada keburukan (nafs ammarah bis suu’) menjadi nafsu yang tenang dalam kebaikan (nafs muthma-innah). Jika kita berhasil melakukan perubahan diri seperti ini, maka kita akan keluar dari bulan Ramadhan dengan penuh kesuksesan.

Syetan yang selama sebulan penuh berpisah dari kita akan kaget dan kecele karena melihat tampilan kita sudah jauh berubah dari tampilan kita sebelum Ramadhan. Sebelum Ramadhan barangkali syetan mendapati kita sebagai pribadi yang mudah dipengaruhi, akan tetapi usai Ramadhan ia akan kaget karena mendapati kita sebagai pribadi yang sulit atau bahkan tidak bisa dipengaruhi dan diajak kepada keburukan.

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berbagai keutamaan dan keistimewaan. Didalamnya bahkan ada satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Sebagai orang beriman, semestinya kita benar-benar mengistimewakan bulan yang istimewa ini. Caranya tentu saja dengan memanfaatkan setiap detik yang ada didalamnya dengan amalan-amalan terbaik. Seberapa serius dan optimal kita memanfaatkan

Ramadhan merupakan ukuran dan indikator keimanan kita. Jika keimanan kita kuat maka kita akan menyambut seruan Allah untuk berpuasa di bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, dan mengisinya dengan berbagai amalan yang utama. Begitu pula sebaliknya. Jika kita ogah-ogahan dalam beribadah di bulan Ramadhan ini, maka seperti itu pulalah kadar keimanan kita. Pendek kata, Ramadhan adalah cermin bagi diri kita, dimana kita bisa melihat dengan jelas bagaimana nafsu dan keimanan kita. Wallahu a’lam bish shawab.

Insprirasi Guru Lainya

20240511_082043

Orangtua Siswa Bercerita: Keluarga Pembelajar

Orangtua Siswa Bercerita: Keluarga Pembelajar Oleh: Lina Riskiyanti Kisworo (Penulis Terbaik 2 Nulis Bareng Bunda Hebat SDIT Al Uswah Surabaya) Duapuluh tahun berlalu. Ketika pertama kali saya berada di bangunan…
1

Orangtua Siswa Bercerita: Cinta Sepanjang Doa

Orangtua Siswa Bercerita: Cinta Sepanjang Doa Oleh: Anik Susiati (Penulis Terbaik 1 Nulis Bareng Bunda Hebat SDIT Al Uswah Surabaya) Ketika berusia 5 tahun, anak saya mulai aktif bertanya tentang…